Cerita Dewasa : Perawan Tinggal Kenangan - "tol,,hmmff", Nirmala
hendak berteriak minta tolong, tapi mulutnya langsung dibekap oleh
preman yang berdiri di belakang Nirmala. Pembaca Cerita Dewasa :
ternyata, 3 preman itu tidak mabuk meskipun mereka minum-minum karena
minuman berakoholnya cuma sedikit dan lebih banyak air. Maklum preman
gak modal. 2 preman yang lain tertawa dengan licik melihat Nirmala yang
sudah tidak berdaya.
"gila,,bening banget nih cewek,,mimpi ape kite kemaren,,".
"kalo gue sih mimpi ketiban duren,,".
"udeh lo bedua berisik banget,,mending lo bedua buka jaket nih cewek,,".
"oke
bos,,". Salah satu preman itu menarik resleting jaket Nirmala ke bawah
sementara preman terakhir memegangi kaki Nirmala agar tidak
menendang-nendang lagi. Preman yang ditugasi untuk membuka jaket sangat
kaget ketika resleting jaket Nirmala sudah terbuka sampai ke perutnya.
"gila,,ni cewek cuma pake jaket doang,,gak pake baju die bos,,".
"ah,,yang
bener lo Jo,,", si bos preman itu pun menutupi mulut Nirmala dengan
tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket
Nirmala dan langsung meremas kencang payudara kiri Nirmala.
Ekspresi
wajah Nirmala menunjukkan kalau Nirmala kesakitan akibat remasan
kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki
Nirmala tidak tahan hanya melihat kaki & paha Nirmala yang putih
mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha
Nirmala dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak
hingga ke pangkal paha Nirmala.
"die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,".
"yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,".
"oke
bos,,". Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak Nirmala langsung
bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. Nirmala mendorong
kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman.
"aarrgghh,,",
bos preman itu langsung menjauh dari Nirmala sambil memegangi hidungnya
yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Nirmala.
1 preman sudah lepas, 2 more to go. Nirmala mengangkat kaki kanannya
sehingga lutut Nirmala langsung menghantam dagu preman yang memegangi
kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1
preman standing. Nirmala langsung meninju preman yang tadi ditugasi
melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Nirmala lemah, tapi mampu membuat
preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan
sedikit berjinjit. Nirmala pun langsung mengambil langkah 2 ribu
menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong.
Ada orang keluar dari warung, Nirmala berlari ke arah orang itu, sambil
berlari, Nirmala menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar
payudaranya tertutupi jaket.
"tolong pak,,saya mau diperkosa,,", kata Nirmala sambil berlindung di belakang orang itu.
"mana
Dek,,yang mau merkosa,,", ujar orang itu sambil bertolak pinggang
seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung
dengan nafas mereka yang terengah-engah. Nirmala merasa sedikit tenang
melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3
orang preman itu.
Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Nirmala.
"pak,,tolong saya,,", pinta Nirmala dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.
"ah,,parah
lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa
cewek,,", kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung
membuat Nirmala seperti tersamber petir.
"gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,".
"kok bisa kabur?".
"noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,".
"bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,".
"enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,".
"udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,".
"bener
juge ape kate lo,,Yo,,". Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos
preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang
tadi memegangi kaki Nirmala bernama Bagus, dan preman yang terakhir
bernama Narjo.
"ngapain lo kabur tadi,,hah?!", sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Nirmala.
"udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,". Dalam waktu sekejap, jaket Nirmala sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.
"buset,,bodynye bohay banget,,", ujar Narjo.
"liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,".
"berarti gue yang merawanin,,", kata Udin.
"enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,", balas Hari.
"tapi,,ini kan warung gue,,", balas Udin tak mau kalah.
"yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,", kata Hari.
"sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,".
"jangan perkosa saya,,", pinta Nirmala, air matanya pun mengalir keluar.
"diem lo !! ntar lo juga enak,,", ejek Bagus.
"kite taro aje di bangku biar lebih enak,,", usul Narjo.
"bener
juga lo Jo,,". Narjo & Bagus mengangkat tubuh Nirmala dan menaruh
Nirmala di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus &
Narjo mengangkat kaki Nirmala ke atas sehingga vagina Nirmala yang ada
di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.
Hari
duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan Nirmala
sambil menikmati kelembutan dari bibir Nirmala yang tipis dan lembut.
Nirmala tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali
ini dia benar-benar tidak berdaya. Nirmala tidak tau apa yang akan
terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Hari.
"gue
jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,",
ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina Nirmala dan menatapi
pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan
teliti untuk menemukan barang bukti.
"gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,", kata Udin.
"udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,", kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Nirmala lagi.
"sabar
nape lo,,". Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga
menyentuh pangkal paha Nirmala. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina
Nirmala. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Nirmala yang
masih sempurna serta wangi alami dari vagina Nirmala yang dirawat dengan
baik oleh Nirmala.
Udin menyapu belahan bibir vagina
Nirmala dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. Nirmala
menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang
mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris
Nirmala dengan lidahnya.
"mmmffhh,,", desah Nirmala tertahan bibir
Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki Nirmala saja, tapi
masing-masing dari mereka juga 'memegangi' dan meremasi payudara
Nirmala. Udin membuka bibir vagina Nirmala sehingga dia bisa melihat
bagian dalam dari vagina Nirmala yang terlihat sangat menggiurkan karena
masih merah merekah. Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina
Nirmala. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan Nirmala agar Udin
bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Nirmala. Nirmala memang
menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati
menerima serangan lidah Udin.
"nnggffhh,,,", suara
lenguhan Nirmala yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh Nirmala menjadi
tegang karena dia sedang mengalami orgasme.
"ssuurpp,,slluurrp,,", Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina Nirmala tak bersisa.
"gimane Din?", tanya Bagus.
"maknyus,,enak banget,,manis 'n gurih,,", jawab Udin.
"namanye juga memek perawan,,", ujar Narjo.
"gantian lo Din,,", kata Hari.
"okeh,,".
Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina
Nirmala hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina
Nirmala. Nirmala sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme.
Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Nirmala lagi dengan celananya
yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.
"akhirnye,,******
gue bisa ngerasain memek perawan juga,,", ujar Udin. Udin sudah sangat
bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nirmala.
"hoi !!", teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.
"siape lo?!", tanya Udin.
"jangan ganggu dia !!", teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi.
"mao
jadi jagoan lo?". Bagus & Narjo melepaskan kaki Nirmala dan maju
bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan
Nirmala dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.
"lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!", kata orang itu.
"oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,", kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.
"nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,".
"Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,", perintah Hari.
"oke
bos,,", jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus
menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu.
Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut
Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud
sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang
itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.
Tapi,
dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku
tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan
karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan
tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo
langsung terlempar ke samping.
"sialan lo !!", Hari & Udin
langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus
tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
"awas lo ye,,!!",
ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat
kencang. Orang itu mendekati Nirmala yang tidak berbusana dan tidak
berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.
"lo gak apa-apa?", kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Nirmala.
"terima kasih,,", jawab Nirmala masih lemah.
"nih,,pake jaket gue,,", orang itu memakaikan jaketnya ke Nirmala setelah Nirmala duduk di bangku.
"terima kasih Mas,,".
"kenalin nama gue Eno,,".
"nama saya Nirmala,,".
Ternyata,
Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia
mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak
mendekati kata ganteng sedikit pun.
"ngapain lo malem-malem ada di luar?".
"saya baru dateng dari desa Mas,,".
"oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,".
"gak tau Mas,,".
"yaudah,,lo pake celana training gue aja,,", kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.
"makasih Mas,,".
"lo mau kemana sekarang?".
"mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,", Nirmala berbohong.
"mau gue anter?".
"ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,", Nirmala menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.
"yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?".
"apa gak ngerepotin?".
"gak
apa-apa,,yuk,,". Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari
warung. Nirmala memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina
Nirmala tertutup juga.
Eno datang mendekati Nirmala dengan mengendarai motornya.
"ayo,,naik,,".
"iya Mas,,". Nirmala naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.
"makasih ya Mas,,", Nirmala turun dari motor.
"lo gak pake alas kaki ya dari tadi?".
"iya,,Mas,,ilang,,".
"oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,".
"ntar Mas gimana?".
"udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?".
"iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,".
"yaudah
deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,". Eno pun pergi meninggalkan Nirmala
karena dia ada urusan penting. Nirmala berjalan sendiri lagi, tapi kali
ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal
untuk melindungi kakinya. Tenaga Nirmala tinggal seperempat saja
sehingga Nirmala hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan.
Kakinya membawa Nirmala ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit.
Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke
komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.
Cerita
Dewasa : Nirmala masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai
karena dia sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga
Nirmala sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga Nirmala
jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar. Dengan mata yang
samar-samar, Nirmala melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya.
Setelah itu, Nirmala sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, Nirmala sudah
berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya
alias ngulet. Battery full. Badan Nirmala sudah benar-benar segar
sehabis tidur sehingga Nirmala memutuskan untuk bangun dari ranjang.
Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya
mahal. Nirmala tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang
pecah. Nirmala berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. Nirmala
membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. Nirmala
menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah
yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.
Tapi,
meski dicari kemana-mana, Nirmala tidak menemukan siapa-siapa di rumah
itu. Jadi, Nirmala hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba
Nirmala mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam
ruang tamu.
"eh,,kamu udah bangun?".
"bapak siapa?", tanya Nirmala ketakutan.
"nama bapak,,Dirman,,kamu?".
"nama saya Nirmala,,kenapa saya ada disini?".
"tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,".
"maaf,,saya ngerepotin bapak,,".
"kenapa nak Nirmala bisa pingsan?".
"saya kesasar,,".
"oh,,kalo gitu,,nak Nirmala tinggal disini aja dulu,,".
"aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,".
"gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Nirmala tinggal disini dulu,,".
"tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?".
"oh,,nak Nirmala tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,".
"oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,".
"ah,,gak apa-apa,,ayo nak Nirmala,,kita makan,,".
"gak usah Pak,,".
"kruukk,,,~~", bunyi dari perut Nirmala yang keroncongan membuat Nirmala tersipu malu.
"tuh
kan,,udah ayo kita makan,,", Pak Dirman menarik tangan kanan Nirmala
dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran
Nirmala bercabang menjadi 2. Yang satu, Nirmala deg-degan dan khawatir
dengan Pak Dirman yang duda karena Nirmala teringat kejadian bersama
ayah angkatnya. Sedangkan, pikiran Nirmala yang lain mengatakan kalau
dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa
oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Nirmala telah memilih untuk
tinggal di rumah itu untuk semalam.
"gue nginep disini dulu
deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,", pikir Nirmala.
Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.
"makanan sudah siap Pak,,", sapa orang yang ada di dekat meja makan.
"oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?".
"saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,".
Parto berjalan keluar dari dapur.
"ayo,,nak Nirmala,,mari makan,,".
"gak apa-apa nih Pak Dirman?".
"gak
apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,". Pak Dirman duduk lebih
dulu, disusul Nirmala yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.
"ayo Nirmala,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,".
"iya
Pak,,". Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan Nirmala hanya
sedikit mengambil makanan karena Nirmala masih agak malu-malu.
"mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?".
"oh boleh,,nak Nirmala terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,".
"makasih Pak,,saya permisi dulu,,".
"oh
ya,,ya,,silakan,,". Nirmala mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman
sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil,
Nirmala mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di
depannya. Nirmala melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan
kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah
dirinya sendiri.
Damn, my beautiful face. Nirmala
berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti
sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah
tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin Nirmala lakukan karena
kantongnya hanya berisi angin saja alias boke'. Nirmala kembali lagi ke
ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.
"ayo nak Nirmala,,makan lagi,,".
"aduh,,saya udah kenyang Pak,,", kata Nirmala sambil meminum sisa air minumnya.
"bener nak Nirmala udah kenyang? gak mau nambah?".
"makasih,,Pak,,saya
udah kenyang banget,,", Nirmala merasa matanya berat sekali dan
mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.
"padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?", tanya Nirmala dalam hati. Nirmala mengucek-ngucek matanya.
"kenapa? nak Nirmala ngantuk?".
"iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,".
"ya sudah,,Parto !!", Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.
"ada apa Pak?".
"tolong antarkan Nirmala ke kamarnya,,".
"baik, Pak,,".
"mari,,nona Nirmala,,saya tunjukkan kamarnya,,".
"terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,".
"oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Nirmala emang harus istirahat,,".
"saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,".
"udah,,nak Nirmala istirahat sana,,". Nirmala berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.
"disini,,kamarnya nona,,", Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.
"terima kasih,,Mas Parto,,". Nirmala masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Nirmala.
"akhirnya,,",
baru saja Nirmala mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung
tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman
Nirmala. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar
membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Nirmala terbangun dan
menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki &
tangannya. Tangan Nirmala terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala
terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, Nirmala dalam posisi
X.
"tolong,,!!", teriak Nirmala kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Nirmala.
"tolong
saya,,Pak Dirman", pinta Nirmala dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke
arah Nirmala yang telanjang dan terikat ke ranjang.
"tolo,,", Nirmala
berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman
tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.
"tol,,mmffhh,,", mulut Nirmala langsung dibukam oleh Pak Dirman.
"gak
nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,". Pak Dirman naik ke atas
ranjang dan duduk di depan selangkangan Nirmala yang terbuka lebar. Pak
Dirman menindih tubuh Nirmala lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di
mulut Nirmala. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Nirmala lagi,
tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir
bawah Nirmala. Lalu Pak Dirman melumat bibir Nirmala habis-habisan
sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Nirmala. Nirmala
sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya
sehingga Nirmala sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.
Pak
Dirman benar-benar mencumbu Nirmala sepuas-puasnya karena Pak Dirman
terus melumat bibir Nirmala dengan sangat bernafsu. Setelah puas
menikmati bibir Nirmala, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh Nirmala.
"badan kamu bagus banget,,".
"tolonngg !!".
"percuma
kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,". Pak Dirman mencengkram
kedua buah payudara Nirmala yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman
meremas-remas kedua buah payudara Nirmala sambil sesekali mencubit
payudara Nirmala. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara
Nirmala, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua
buah payudara Nirmala beserta putingnya.
"oouuummhh,,", sebuah
desahan keluar dari mulut Nirmala. Wajah Nirmala merah seperti kepiting
rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian,
tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena Nirmala tidak bisa
mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di
payudaranya.
Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut
Nirmala. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Nirmala. Lalu
Pak Dirman menciumi perut Nirmala terus ke bawah hingga akhirnya sampai
juga di lembah kenikmatan milik Nirmala.
"wangi,,wangi sekali,,",
komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di
daerah selangkangan Nirmala. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka
ikatan kaki kiri Nirmala lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri Nirmala
lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke
kaki kanan Nirmala sehingga sekarang kaki Nirmala menjulang ke atas
bagai huruf V.
"nah,,kalo gini kan lebih gampang,,". Pak Dirman naik
lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha
putih nan mulus Nirmala. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris
Nirmala berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh Nirmala
menggelinjang.
"sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,", ejek Pak Dirman.
Nirmala
merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak
Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.
"mmmhhh,,",
desah Nirmala pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina Nirmala
sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang
masih terlihat merah menggoda.
"jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,". Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina Nirmala.
"ooohhhh,,!!",
erang Nirmala mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan
rasa cairan vagina Nirmala. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin
tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman
mengais-ngais sisa cairan vagina Nirmala hingga tak ada sisa setetes
pun. Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan
kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian
dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh
Nirmala. Nirmala sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah
perut Pak Dirman.
Penis pertama yang Nirmala lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar.
"jangan,,",
lirih Nirmala pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan Nirmala, Pak Dirman
malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina Nirmala. Kepala penis Pak
Dirman sudah berada di depan lubang vagina Nirmala.
"tidaakk,,!!",
teriak Nirmala dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata Nirmala
mengalir dari kedua matanya karena Nirmala tau kalau keperawanannya
sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan.
Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina Nirmala. Perlahan tapi
pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina Nirmala.
"uugghh,,sempithh,,",
celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina Nirmala yang
sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina Nirmala masih
sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise.
Nirmala merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.
"nngghh,,,",
Nirmala terus menangis sambil meringis kesakitan yang luar biasa karena
Nirmala merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga
semaksimal mungkin. Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya berada di dalam
vagina Nirmala, Pak Dirman merasakan liang vagina Nirmala memijit &
menjepit penisnya dengan sangat kuat.
"oohh,,enak banget,,", desah
Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah
yang menyelip keluar dari vagina Nirmala.
"ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,". Nirmala hanya menangis saja.
"kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,". Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.
"heenngghh,,",
Nirmala masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak
Dirman keluar masuk vagina Nirmala lebih cepat dari sebelumnya dan terus
bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk
vagina Nirmala yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua
buah payudara Nirmala dengan lidahnya.
"uummmhhh,,",
Nirmala mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang
sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang Nirmala rasakan. Air mata
Nirmala pun sudah tidak keluar lagi karena mata Nirmala sudah kering.
"nah,,mulai
enak ya?", ejek Pak Dirman melihat Nirmala yang mulai keenakan. Rasa
malu dan hina menyerang Nirmala sehingga Nirmala menolehkan kepalanya ke
kiri dan menutup matanya, tapi Nirmala tidak bisa berhenti mendesah
karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher Nirmala
membuat Nirmala merinding karena geli.
"aaahhh,,", aliran listrik menjalar di sekujur tubuh Nirmala yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.
"ccppllkk,,ccppllkk,,",
suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina Nirmala yang kini sudah
becek gara-gara cairan vagina Nirmala sendiri. Jepitan vagina Nirmala
dan rasa hangat dari cairan vagina Nirmala membuat Pak Dirman betah
membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina Nirmala sehingga Pak
Dirman menggenjot vagina Nirmala dengan tempo yang lambat.
"ooohh,,yeesshh,,",
erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki rahim Nirmala dengan
spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati permainannya dengan
Nirmala yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh Nirmala
tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup.
"ploop,,",
Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina Nirmala. Cairan merah muda
langsung meleleh keluar dari vagina Nirmala. Cairan merah muda itu
dihasilkan dari campuran darah keperawanan Nirmala, cairan vagina
Nirmala, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam
vagina Nirmala.
"wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita
lanjutin besok ya,,hehe", kata Pak Dirman sambil mencubit pipi Nirmala
yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang masih terikat
ke ranjang. Nirmala menangis lagi karena keperawanannya baru saja
direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau
ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.
Pak Dirman kembali lagi ke kamar Nirmala.
"saya
lupa,,". Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan
memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke
Nirmala, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina Nirmala.
"nnghh,,",
Nirmala menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu
sudah tertanam di dalam vagina Nirmala, lalu Pak Dirman menekan tombol
on yang ada di pangkal dildo.
"mmmhhh,,", Nirmala mendesah ketika
dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya.
Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal
& vertical sehingga membentuk tanda '+'.
"selamat tidur
ya,,bidadari cantik,,hehe,,", Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang
terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina Nirmala.
Orgasme demi orgasme Nirmala dapatkan dari dildo yang terus
mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga Nirmala habis
sehingga Nirmala pun pingsan.